Inilah Penyebab Orang Tak Tahu Malu
Kamis, 14 Juni 2018
Edit
Tanpa disadari, dikala orang merasa malu, telapak tangan mereka akan berkeringat serta pipi terasa panas dan memerah. Hal itu terjadi alasannya terdapat bab tertentu dalam otak yang mengendalikan perasaan malu.
Dalam laboratoriumnya di University of California, San Francisco, Amerika Serikat, Virginia Sturm dan timnya mengisolasi bab otak yang mengendalikan rasa aib itu. Mereka menemukan bahwa perasaan aib yang muncul bersama pengalaman, ibarat mendengarkan nyanyian Anda sendiri, terisolasi dalam jaringan sebesar ibu jari di dalam otak.
Pada orang yang tidak tahu malu, termasuk mereka yang menderita demensia, wilayah otak tersebut jauh lebih kecil dibanding normal. "Daerah itu sebetulnya sangat penting bagi reaksi ini," kata Sturm. "Ketika Anda kehilangan bab itu, Anda tak punya lagi respons malu."
Pusat perasaan aib itu terfokus pada tempat yang disebut pregenual anterior cingulate cortex, jaringan yang terletak jauh di dalam otak. Daerah itu terlibat dalam mengatur banyak fungsi otomatis manusia, ibarat berkeringat, denyut jantung, dan bernapas, tapi juga punya andil dalam banyak sekali fungsi berpikir, termasuk emosi, sikap mencari penghargaan, dan pengambilan keputusan. "Bagian itu mempunyai tugas ganda, baik reaksi motorik maupun visceral," kata Sturm.
Ukuran dan bentuk wilayah otak bersahabat jaringan korteks itu diasosiasikan dengan perbedaan kepribadian. Para ilmuwan yakin, semakin besar bab otak tersebut, semakin berpengaruh pula fungsi yang diasosiasikannya. Sebagai contoh, orang berkepribadian ekstrover mempunyai sentra pengolahan penghargaan yang lebih besar, sedangkan orang yang ragu-ragu dan pemalu mempunyai sentra pendeteksi kesalahan yang lebih besar. Orang yang pemaaf mempunyai bab otak lebih besar menyangkut pemahaman perihal kepercayaan orang lain.
Para penderita demensia cenderung mempunyai tingkat aib yang lebih rendah, bahkan dikala menyaksikan rekaman video mereka menyanyikan lagu yang tidak terang nadanya. Bagi orang yang telah pikun, mencomoti makanan dari piring orang lain bukanlah tindakan yang memalukan. Ketika Sturm memindai otak mereka, beliau menemukan bahwa partisipan studi yang tidak punya aib itu mempunyai tempat aib yang jauh lebih kecil pada cingulate cortex otak mereka.