Sabar Itu Indah
Minggu, 27 Januari 2019
Edit
Pernahkah kita merasa diuji oleh Allah? Kita cenderung menyampaikan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang menerima cobaan dan ujian dari Allah. Jarang sekali kalau kita sanggup rezeki dan kebahagiaan kita teringat bahwa itu pun merupakan ujian dan cobaan dari Allah. Ada di antara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula di antara kita yang tegar menghadapinya.
Al-Qur'an mengajarkan kita untuk berdo'a : "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya..." (QS. 2 : 286). Do'a tersebut lahir dari sebuah kepercayaan bahwa setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Allah. Kita tak bisa menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta yaitu supaya cobaan tersebut sanggup kita jalani. Cobaan yang tiba ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya. Bukankah alasannya alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya alasannya problem uang seratus rupiah hingga dengan berani memalsu kuitansi atau mendapatkan komisi tak sah jutaan rupiah? Bukankah alasannya rasa takut akan kehilangan jabatan menciptakan sebagian saudara kita pergi ke "orang pintar" supaya bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke "kursi" yang lebih empuk? Bukankah alasannya takut kehabisan harta kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan shadaqah?
Al-Qur'an melukiskan secara luar biasa cobaan-cobaan tersebut. Allah berfirman : "Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar bangga kepada orang-orang yang sabar." (QS. 2 : 155). Amat menarik bahwa Allah menyebut orang sabarlah yang akan menerima info gembira. Makara bukan orang yang menang atau orang yang gagah, tapi orang yang sabar! Biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, "Yah.. Sabar kan ada batasnya." Atau pengecap kita berseru, "Sabar sih sabar.. Saya sih besar lengan berkuasa tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?" Memang, insan selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia ciptakan sendiri. Kemudian Allah menjelaskan siapa yang dimaksud oleh Allah dengan orang sabar pada ayat di atas : "(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa petaka mereka mengucapkan "Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun". (QS. 2 : 156).
Ternyata, begitu mudahnya Allah melukiskan orang sabar itu. Bukankah kita sering mengucapkan kalimat "Inna lillaahi..."? Orang sabarkah kita? Nanti dulu! Andaikata kita mau merenung makna kalimat Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun maka kita akan tahu bahwa sulit sekali menjadi orang yang sabar. Arti kalimat tersebut yaitu : "Sesungguhnya kami yaitu milik Allah dan kepadaNya-lah kami kembali." Kalimat ini ternyata bukan sekedar kalimat biasa. Kalimat ini mengandung pesan dan kesadaran tauhid yang tinggi. Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa alasannya kita semua yaitu milik Allah; kita berasal dari-Nya, dan baik suka maupun duka, diuji atau tidak, kita niscaya akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Allah, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Allah.
Inilah orang yang sabar berdasarkan Al-Qur'an.Ikhlaskah kita bila kendaraan beroda empat yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang? Relakah kita bila proyek yang sudah di depan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dan diberikan kepada tentangan kita? Berubah menjadi dengkikah kita bila melihat tetangga kita sudah membeli teve baru, kendaraan beroda empat gres atau malah rumah baru? Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah? Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Bila kita bisa mengingat dan menghayati makna kalimat tersebut, di tengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Allah menjanjikan dalam Al-Qur'an : "Mereka itulah yang menerima keberkatan yang tepat dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang menerima petunjuk." Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman : "Siapa yang tak rela mendapatkan ketentuanKu, silahkan keluar dari bumiKu!" Subhanallaah... "Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun".
dikutip dari kotasantri.com